Mantan kepala sekretariat kabinet Jepang, Yukio Edano baru-baru ini memuji model bisnis dari pop idol group, AKB48
dalam esai di sebuah majalah. Edano sendiri memperoleh ketenaran lewat
pembeberan media selama menjadi kepala juru bicara pemerintah terkait
bencana nuklir Fukushima pada Maret 2011.
Politikus itu memuji model bisnis AKB48,
demikian yang tertulis pada edisi 1 April dari majalah Witchenkare,
sebuah majalah yang kebanyakan kontributornya merupakan calon penulis
dan novelis b-list. Dalam esainya, “Popular Songs Change with the Times; Yasushi Akimoto, the AKB strategy and the Japanese economy,”
anggota dewan dari Democratic Party of Japan itu berargumentasi bahwa
strategi bisnis AKB48 bisa mengefektifkan perekonomian secara umum.
Meskipun penjualan CD tengah mengalami kemerosotan dalam satu dekade terakhir, AKB48 yang diproduseri oleh Yasushi Akimoto
itu malah menikmati penjualan CD mereka yang cepat. Itu karena mereka
memiliki ide brilian dengan mengijinkan para pembeli untuk bisa berjabat
tangan dengan para member AKB48, ataupun ikut serta dalam senbatsu sousenkyo. “Hak
untuk ikut serta dalam berjabat tangan dan sousenkyou itu merupakan
sebuah nilai tambah yang kalian tak bisa dapatkan melalui musik bajakan
atau jika mengunduhnya lewat iTunes atau YouTube,” kata Edano dalam esainya.
“Saya biasanya mendengarkan musik di
iTunes, tapi secara serius mempertimbangkan untuk membeli CD mereka
yang berjudul ‘Sayonara Crawl’,” Edano menambahkan. Ia juga berkata
dalam esainya bahwa AKB48, grup yang kira-kira berjumlah 48 gadis yang
berusia masih remaja dan 20 tahunan itu tidak memiliki budaya yang sama
dengan K-pop, yang merupakan rival mereka dengan musik bergaya barat.
Malah, AKB48 memiliki spontanitas gaya Asia. Ia juga berkata para member
AKB48 lambat dalam tumbuh dewasa, dan para penggemar menyukai melihat
perkembangan mereka, itulah alasan lain mengapa grup musik tersebut
sukses.
Orang-orang Jepang saat ini memiliki
preferensi yang berbeda dalam musik, yang membuat sulit bagi seseorang
untuk bisa muncul menjadi bintang nasional seperti Hibari Misora, Sayuri Yoshinaga atau Momoe Yamaguchi, Edano berpendapat. “Untuk
bisa mendapatkan popularitas dalam lingkungan seperti itu, memang masuk
akal untuk membentuk grup dengan jumlah anggota yang besar, meskipun
tiap member grup tersebut hanya meraih sedikit popularitas,” kata Edano. AKB48 memiliki tiga tim di dalamnya dan beberapa sister group
di luar Jepang, yang masing-masing memiliki penggemarnya
sendiri-sendiri. Tiap penyanyi individualnya juga memiliki penggemarnya
masing-masing, yang berkontribusi dalam popularitas AKB48.
“Meskipun popularitas tiap member
dan penjualan produk secara individual itu kecil, secara kolektif mereka
adalah skala ekonomi Jepang. Strategi ini efektif untuk perekonomian
Jepang secara umum,” Edano berkata dalam esainya.
Tulisan Yukio Edano itu menarik
perhatian para pengguna internet, karena mantan pejabat pemerintah
senior itu mendiskusikan soal AKB48 secara serius di dalam sebuah
majalah yang diperuntukkan untuk para penulis pemula. Salah satu
komentar pengunjung, “Apakah pria ini memiliki sesuatu untuk AKB?”. Lainnya menambahkan, “Yukio Edano mengomentari soal AKB. Ini gila!”
Tidak ada komentar :
Posting Komentar